Tata Cara Wudhu Rasulullah

8:02 AM

wudhu rasulullah
Allah Azza Wa Jalla berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka cucilah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian sampai dengan siku, dan usaplah kepala-kepala kalian dan (cucilah) kaki-kaki kalian sampai pada kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6)

Ayat di atas menjelaskan tata cara wudhu secara garis besar. Adapun prakteknya secara terperinci telah banyak dijelaskan oleh para ulama berdasarkan riwayat-riwayat dari Rasulullah shallallallahu alaihi wasallam. Tidak dapat dipungkiri bahwa wudhu yang paling sempurna dan utama adalah wudhu sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian dia shalat dua rakaat, dan tidak menyibukkan hatinya dalam kedua rakaat itu (khusyu’), maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.
(Muttafaqun alaihi)

Di antara hadits-hadits yang memaparkan sifat atau tata cara wudhu Nabi dengan rinci adalah hadits riwayat Humron dari sahabat Utsman bin Affan  radhiyallahu ‘anhu.

أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْوَضُوءِ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلَاثًا ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا وَقَالَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Bahwa dia melihat Utsman bin Affan meminta diambilkan air wudlu. Lalu beliau menuang air pada kedua tangan beliau dari bejana, lalu beliau mencuci kedua tangan tersebut sebanyak tiga kali. Kemudian beliau memasukkan tangan kanannya ke dalam bejana (guna menciduk air), kemudian berkumur dan menghirup air ke dalam hidung, lalu mengeluarkannya. Kemudian beliau mencuci wajah tiga kali dan mencuci kedua tangan beliau hingga ke siku sebanyak tiga kali. Kemudian beliau mengusap kepala beliau, lalu mencuci tiap kaki beliau tiga kali. Setelah itu beliau berkata, “Aku telah melihat Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau (Rasulullah) bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian dia shalat dua rakaat, dan tidak menyibukkan hatinya dalam kedua rakaat itu (khusyu’), maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

Selain itu juga riwayat dari Abdullah bin Zaid saat mempraktekkan wudhu Rasulullah.

فَأَكْفَأَ عَلَى يَدِهِ مِنْ التَّوْرِ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثَلَاثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي التَّوْرِ فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثَ غَرَفَاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا ثُمَّ غَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَمَسَحَ رَأْسَهُ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ مَرَّةً وَاحِدَةً ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Dia menuangkan air dari gayung ke telapak tangannya lalu mencucinya tiga kali. Kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu berkumur-kumur, memasukkan air ke hidung, dan mengeluarkannya kembali dengan tiga kali cidukan. Kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu membasuh mukanya tiga kali. Kemudian dia membasuh kedua tangannya dua kali sampai ke siku. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu mengusap kepalanya dengan tangan; mulai dari bagian depan ke belakang dan menariknya kembali sebanyak satu kali. Lalu dia mencuci kedua kakinya hingga mata kaki.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)



Berdasarkan dua hadits di atas dan juga riwayat-riwayat lain, maka sifat wudhu Rasulullah dapat dirinci sebagai berikut:
1. Berniat wudhu dalam hati. Pada dasarnya niat tidak dilafadzkan sebab tidak pernah diriwayatkan bahwa Rasulullah melafadzkan niat untuk wudhu. Terkait hukum melafadzkan niat ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Namun yang lebih baik adalah mencukupkan dengan apa yang dicontohkan Rasulullah yaitu tanpa melafadzkan niat.
2. Membaca “Bismilllah”, berdasarkan sabda Nabi shallallallahu alaihi wasallam:
لا صلاة لمن لا وضوء له، ولا وضوء لمن لم يذكر اسم الله عليه
“Tidak sah sholat seseorang yang tidak punya wudhu’ dan tidak (sempurna) wudhu seseorang yang tidak menyebut Nama Allah padanya.”
(HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan selainnya)
3. Membasuh telapak tangan tiga kali, berdasarkan hadits Humron dan Abdullah bin Zaid di atas.
4. Berkumur dan menghirup air ke hidung . Beliau menggabungkan berkumur dan menghirup air (istinsyaq) dengan satu cidukan air dari tangan kanan. Kemudian beliau menghembuskan air dari hidung (istintsar) dengan bantuan tangan kiri. Beliau melakukan kumur-kumur dan menghirup air ini sebanyak tiga kali. Disunnahkan untuk bersungguh-sungguh dalam menghirup air kecuali dalam kondisi puasa berdasarkan sabda beliau,
“Bersungguh-sungguhlah dalam menghirup air ke hidung kecuali kalau kamu dalam keadaan berpuasa.” (HR. Abu Daud)
5. Membasuh wajah tiga kali, seraya menyela-nyelai jenggot.
6. Membasuh tangan kanan sampai siku sebanyak tiga kali seraya menyela-nyela jari jemari
7. Membasuh tangan kiri sebagaimana membasuh tangan kanan
8. Mengusap kepala satu kali, dengan cara membasahi kedua telapak tangan dengan air, lalu meletakkan kedua telapak tangan tersebut di ubun-ubun, lalu menjalankan keduanya mengusap rambut sampai tengkuk. Kemudian menjalankan keduanya dari tengkuk kembali ke ubun-ubun.
9. Mengusap kedua telinga dengan sisa air untuk mengusap kepala. Caranya setelah mengusap kepala, langsung memasukkan kedua jari telunjuk ke daun telinga untuk mengusap bagian dalamnya. Dan mengusap bagian luar daun telinga dengan kedua ibu jari.
Boleh juga membasahi tangan lagi untuk mengusap telinga apabila jari ternyata sudah kering.
10. Membasuh kaki kanan dari ujung jari kaki sampai mata kaki sebanyak tiga kali. Disunnahkan menyela-nyelai jari jemari kaki dengan jari kelingking tangan kiri.
11. Membasuh kaki kiri sebagaimana membasuh kaki kanan
12. Membaca doa setelah wudhu:
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله
اللهم اجعلني من التوَّابين، واجعلني من المتطهرين"
Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lahu, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu (Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.) (HR Muslim)

Allaahummaj’alniy minat tawwaabiina waj’alniy minal mutathohhiriin
 Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang membersihkan diri). (HR Tirmidzi)


Sumber: Thuhuurul Muslim fii Dhouil Kitab was Sunnah, Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahtaniy

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔