Kemudian mereka berkata,"Masuklah SMA untuk masa depanmu !".
Lalu mereka berkata padaku, "Tempuhlah pendidikan sarjana untuk masa depanmu!".
Mereka berkata lagi padaku, "Jadilah pegawai untuk masa depanmu!"
Lalu mereka berkata," Menikahlah untuk masa depanmu!"
Kemudian mereka berkata, "besarkanlah anak keturunan untuk masa depanmu"
Inilah aku hari ini. Aku menulis perkataan ini sedangkan umurku sudah 77 tahun. Sementara aku masih menunggu "Masa Depan" itu.
Masa depan itu tidak lain seperti kain merah yang ditaruh di atas tanduk banteng. Banteng itu berusaha meraihnya, namun ia tidak akan pernah mendapatkannya.
Ya, sebab "masa depan" itu jika sudah dicapai maka ia akan menjadi "sekarang", dan "sekarang" akan menjadi "masa lalu".
Setelah itu kamu akan menghadapi "masa depan" yang baru.
Sungguh "masa depan" yang hakiki itu ialah engkau ridho pada Allah, engkau selamat dari nerakaNya dan engkau masuk surga.
(Syaikh Ali At Thontowi)
0 Komentar
Penulisan markup di komentar