ADAB BERJALAN MENUJU SHOLAT

12:12 AM Add Comment



Berikut ini adalah adab-adab yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, saat berangkat menuju masjid.

1. Berangkat dari rumah dalam keadaan telah berwudhu

2. Menggunakan pakaian yang suci, baik dan menutup aurat

3. Membaca doa ketika keluar rumah
بِسْمِ اللَّهِ ، آمَنْتُ بِاللَّهِ ، اعْتَصَمْتُ بِاللَّهِ ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
BISMILLAH AAMANTU BILLAH, I’TASHAMTU BILLAH, TAWAKKALTU ‘ALALLAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAH
Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah. (HR Ahmad No. 458)
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ
ALLAHUMMA INNI A-’UDZU BIKA AN ADHILLA AW UDHALLA AW AZILLA AW UZALLA AW AZLIMA AW UZLAMA AW AJHALA AW YUJHALA ‘ALAYYA.
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari: aku tersesat, atau aku menyesatkan, atau aku tergelincir, atau aku digelincirkan, atau aku mendhalimi, atau aku didhalimi, atau kebodohanku atau dibodohi.”
(HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, dan dishahihkan al-Albani).

4. Mendahulukan kaki kanan ketika memakai sandal atau sejenisnya

5. Berjalan menuju masjid dengan khusyu’, tenang, tidak bermain-main dan tidak terburu-buru seraya memperdekat langkah kaki.

6. Membaca doa ketika menuju masjid.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِحَقِّ السَّائِلِينَ عَلَيْكَ ، وَبِحَقِّ مَمْشَايَ ، فَإِنِّي لَمْ أَخْرُجْ أَشَرًا ، وَلا بَطَرًا ، وَلا رِيَاءً ، وَلا سُمْعَةً خَرَجْتُ اتِّقَاءَ سَخَطِكَ ، وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِكَ ، أَسْأَلُكَ أَنْ تُنْقِذَنِيَ مِنَ النَّارِ ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي ذُنُوبِي ، إِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ
ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA BIHAQQIS SA-ILINA ‘ALAIKA WA BIHAQQI MAMSYAYA FA INNI LAM AKHRUJ ASYARON WA LA BATHORON WA LA RIYA-AN WA LA SUM’ATAN KHOROJTU ITTIQO-A SAKHOTIKA WAB TIGHA-I MARDHOTIKA AS-ALUKA AN TUNQIDZANI MINAN NAR WA AN TAGHFIRALI DZUNUBI INNAHU LA YAGHFIRUDZ DZUNUBA ILLA ANTA.
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadaMu dengan hak orang-orang yang meminta kepadaMu dan aku meminta kepadaMu dengan hak jalanku, sesungguhnya aku tidaklah keluar mengkufuri nikmat, tidak pula sombong, tidak pula riya’, dan tidak pula sum’ah. Aku keluar karena takut akan murkaMu dan mengharapkan ridhaMu, maka aku meminta kepadaMu untuk melindungiku dari api neraka dan mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”
(HR. Ahmad, Al Hafidz Al ‘Iraqiy dan Ibnu hajar menyatakan hadits ini hasan, sebagian lain seperti Syaikhul Islam dan Al Haitsamiy menyatakan hadits ini dboif)
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى لِسَانِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا وَاجْعَلْ خَلْفِى نُورًا وَأَمَامِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى نُورًا وَمِنْ تَحْتِى نُورًا اللَّهُمَّ وَأَعْظِمْ لِى نُورًا
ALLAHUMMAJ’AL FII QOLBIY NUURON, WAJ’AL FII LISAANIY NUURON, WAJ’AL FII SAM’IY NUURON, WAJ’AL FII BASHORIY NUURON, WAJ’AL KHOLFIY NUURON, WA AMAMAAMIY NUURON, WAJ’AL MIN FAWQIY NUURON WA MIN TAHTII NUURON. ALLAHUMMA WA A’ZHIM LII NUURON
Ya Allah, berikanlah cahaya di hatiku, lisanku, pendengaranku, penglihatanku, di belakangku, di hadapanku, di atasku dan di bawahku. Ya Allah perbesarlah cahayaku” (HR. Abu Daud no. 1353)

7. Tidak menjalin jari jemari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا توضأ أحدكم في بيته ثم أتى المسجد كان في صلاة حتى يرجع فلا يقل هكذا : و شبك بين أصابعه
“Jika salah seorang di antara kalian berwudhu di rumahnya, kemudian mendatangi masjid, maka dia sudah teranggap berada dalam shalat sampai dia kembali. Oleh karena itu janganlah lakukan seperti ini : menjalin jari-jemari.” (HR. Hakim. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

8. Melepas sandal dengan mendahulukan kaki kiri
Agar bisa masuk masjid dengan kaki kanan, setelah melepas sandal, kaki jangan langsung diinjakkan ke lantai masjid, tapi diinjakkan dulu ke tanah atau ke sandal kiri yang sudah dilepas. Kemudian naiklah ke lantai masjid dengan kaki kanan.

9.Masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan, dan ketika keluar mendahulukan kaki kiri

10. Berdoa ketika masuk masjid
Ketika masuk masjid membaca :
بِسْمِ اللَّهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذُنُوبِى وَافْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
BISMILLAH WASSALAAMU ‘ALA ROSULILLAH. ALLAHUMMAGHFIR LII DZUNUUBI WAFTAHLII ABWAABA ROHMATIK
Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah padaku pintu rahmat-Mu. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ketika keluar masjid membaca :
بِسْمِ اللَّهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى ذُنُوبِى وَافْتَحْ لِى أَبْوَابَ فَضْلِكَ
BISMILLAH WASSALAAMU ‘ALA ROSULILLAH. ALLAHUMMAGHFIR LII DZUNUUBI WAFTAHLII ABWABAA FADHLIK
Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah padaku pintu karunia-Mu. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

11. Shalat tahiyatul masjid sebelum duduk di masjid
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ، فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ
“Apabila kalian masuk masjid, jangan duduk, sampai shalat dua rakaat.” (HR. Muslim)

12. Memperbanyak ketaatan seperti sholat sunnah, berdoa, dzikir, membaca Al Quran atau diam sembari menunggu iqomat sholat serta tidak memperbincangkan urusan duniawi. Barangsiapa menunggu sholat dalam keadaan demikian, maka ia teranggap seperti di dalam sholat dan malaikat beristighfar untuknya, asalkan ia tidak batal dan tidak mengganggu orang lain. (Kasysyaful Qina’)
Semoga bermanfaat dan diberi taufiq untuk mengamalkannya.

Disusun oleh : Tim Dakwah Masjid Darul Hijrah




Kajian Tafsir Qur'an (Surat Al-Bayyinah) dan Hadist (Bulughul Marom) - Ustadz Fathul Mufiid

admin 10:54 PM Add Comment
Kajian Rutin Malam Ahad bakda Maghrib (28-Okt-2017) Tafsir Qur'an(Ibnu Katsir) dan Hadist (Buluqul Maroom) oleh Ustadz Fathul Mufiid dari Mojokerto di Masjid DH Darul Hijrah Wajak Malang.


link youtube: https://youtu.be/X2o52UeQWP8


Surah Al Bayyinah Ustadz Zain Abu Kautsar
link youtube: https://youtu.be/0GE--b2FTbc

Semoga bermanfaat bagi kita semua, Baarokallahu fiikum,, aamiin.

Kajian Tafsir Qur'an dan Hadist tiap Sabtu malam di Darul Hijrah Wajak 21-Oktober-2017

admin 4:08 AM Add Comment
[Sesi setelah Isya']
Ngaji riyadush sholihin Ustadz Muhammad Faqih DH


Surah Al Bayyinah Ustadz Zain Abu Kautsar

Semoga bermanfaat bagi kita semua, Baarokallahu fiikum,, aamiin.

MASA DEPAN

8:14 PM Add Comment
Aku masuk sekolah dasar untuk masa depanku. Lalu mereka berkata padaku, "Masuklah SMP untuk masa depanmu !".
Kemudian mereka berkata,"Masuklah SMA untuk masa depanmu !".

Lalu mereka berkata padaku, "Tempuhlah pendidikan sarjana untuk masa depanmu!".
Mereka berkata lagi padaku, "Jadilah pegawai untuk masa depanmu!"
Lalu mereka berkata," Menikahlah untuk masa depanmu!"

Kemudian mereka berkata, "besarkanlah anak keturunan untuk masa depanmu"
Inilah aku hari ini. Aku menulis perkataan ini sedangkan umurku sudah 77 tahun. Sementara aku masih menunggu "Masa Depan" itu.

Masa depan itu tidak lain seperti kain merah yang ditaruh di atas tanduk banteng. Banteng itu berusaha meraihnya, namun ia tidak akan pernah mendapatkannya.
Ya, sebab "masa depan" itu jika sudah dicapai maka ia akan menjadi "sekarang", dan "sekarang" akan menjadi "masa lalu".

Setelah itu kamu akan menghadapi "masa depan" yang baru.
Sungguh "masa depan" yang hakiki itu ialah engkau ridho pada Allah, engkau selamat dari nerakaNya dan engkau masuk surga.

(Syaikh Ali At Thontowi)

Tata Cara Wudhu Rasulullah

8:02 AM Add Comment

wudhu rasulullah
Allah Azza Wa Jalla berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَينِ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan shalat, maka cucilah wajah-wajah kalian dan tangan-tangan kalian sampai dengan siku, dan usaplah kepala-kepala kalian dan (cucilah) kaki-kaki kalian sampai pada kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6)

Ayat di atas menjelaskan tata cara wudhu secara garis besar. Adapun prakteknya secara terperinci telah banyak dijelaskan oleh para ulama berdasarkan riwayat-riwayat dari Rasulullah shallallallahu alaihi wasallam. Tidak dapat dipungkiri bahwa wudhu yang paling sempurna dan utama adalah wudhu sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian dia shalat dua rakaat, dan tidak menyibukkan hatinya dalam kedua rakaat itu (khusyu’), maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.
(Muttafaqun alaihi)

Di antara hadits-hadits yang memaparkan sifat atau tata cara wudhu Nabi dengan rinci adalah hadits riwayat Humron dari sahabat Utsman bin Affan  radhiyallahu ‘anhu.

أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْوَضُوءِ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلَاثًا ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا وَقَالَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Bahwa dia melihat Utsman bin Affan meminta diambilkan air wudlu. Lalu beliau menuang air pada kedua tangan beliau dari bejana, lalu beliau mencuci kedua tangan tersebut sebanyak tiga kali. Kemudian beliau memasukkan tangan kanannya ke dalam bejana (guna menciduk air), kemudian berkumur dan menghirup air ke dalam hidung, lalu mengeluarkannya. Kemudian beliau mencuci wajah tiga kali dan mencuci kedua tangan beliau hingga ke siku sebanyak tiga kali. Kemudian beliau mengusap kepala beliau, lalu mencuci tiap kaki beliau tiga kali. Setelah itu beliau berkata, “Aku telah melihat Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau (Rasulullah) bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian dia shalat dua rakaat, dan tidak menyibukkan hatinya dalam kedua rakaat itu (khusyu’), maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

Selain itu juga riwayat dari Abdullah bin Zaid saat mempraktekkan wudhu Rasulullah.

فَأَكْفَأَ عَلَى يَدِهِ مِنْ التَّوْرِ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثَلَاثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي التَّوْرِ فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثَ غَرَفَاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا ثُمَّ غَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَمَسَحَ رَأْسَهُ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ مَرَّةً وَاحِدَةً ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Dia menuangkan air dari gayung ke telapak tangannya lalu mencucinya tiga kali. Kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu berkumur-kumur, memasukkan air ke hidung, dan mengeluarkannya kembali dengan tiga kali cidukan. Kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu membasuh mukanya tiga kali. Kemudian dia membasuh kedua tangannya dua kali sampai ke siku. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu mengusap kepalanya dengan tangan; mulai dari bagian depan ke belakang dan menariknya kembali sebanyak satu kali. Lalu dia mencuci kedua kakinya hingga mata kaki.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)



Berdasarkan dua hadits di atas dan juga riwayat-riwayat lain, maka sifat wudhu Rasulullah dapat dirinci sebagai berikut:
1. Berniat wudhu dalam hati. Pada dasarnya niat tidak dilafadzkan sebab tidak pernah diriwayatkan bahwa Rasulullah melafadzkan niat untuk wudhu. Terkait hukum melafadzkan niat ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Namun yang lebih baik adalah mencukupkan dengan apa yang dicontohkan Rasulullah yaitu tanpa melafadzkan niat.
2. Membaca “Bismilllah”, berdasarkan sabda Nabi shallallallahu alaihi wasallam:
لا صلاة لمن لا وضوء له، ولا وضوء لمن لم يذكر اسم الله عليه
“Tidak sah sholat seseorang yang tidak punya wudhu’ dan tidak (sempurna) wudhu seseorang yang tidak menyebut Nama Allah padanya.”
(HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan selainnya)
3. Membasuh telapak tangan tiga kali, berdasarkan hadits Humron dan Abdullah bin Zaid di atas.
4. Berkumur dan menghirup air ke hidung . Beliau menggabungkan berkumur dan menghirup air (istinsyaq) dengan satu cidukan air dari tangan kanan. Kemudian beliau menghembuskan air dari hidung (istintsar) dengan bantuan tangan kiri. Beliau melakukan kumur-kumur dan menghirup air ini sebanyak tiga kali. Disunnahkan untuk bersungguh-sungguh dalam menghirup air kecuali dalam kondisi puasa berdasarkan sabda beliau,
“Bersungguh-sungguhlah dalam menghirup air ke hidung kecuali kalau kamu dalam keadaan berpuasa.” (HR. Abu Daud)
5. Membasuh wajah tiga kali, seraya menyela-nyelai jenggot.
6. Membasuh tangan kanan sampai siku sebanyak tiga kali seraya menyela-nyela jari jemari
7. Membasuh tangan kiri sebagaimana membasuh tangan kanan
8. Mengusap kepala satu kali, dengan cara membasahi kedua telapak tangan dengan air, lalu meletakkan kedua telapak tangan tersebut di ubun-ubun, lalu menjalankan keduanya mengusap rambut sampai tengkuk. Kemudian menjalankan keduanya dari tengkuk kembali ke ubun-ubun.
9. Mengusap kedua telinga dengan sisa air untuk mengusap kepala. Caranya setelah mengusap kepala, langsung memasukkan kedua jari telunjuk ke daun telinga untuk mengusap bagian dalamnya. Dan mengusap bagian luar daun telinga dengan kedua ibu jari.
Boleh juga membasahi tangan lagi untuk mengusap telinga apabila jari ternyata sudah kering.
10. Membasuh kaki kanan dari ujung jari kaki sampai mata kaki sebanyak tiga kali. Disunnahkan menyela-nyelai jari jemari kaki dengan jari kelingking tangan kiri.
11. Membasuh kaki kiri sebagaimana membasuh kaki kanan
12. Membaca doa setelah wudhu:
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله
اللهم اجعلني من التوَّابين، واجعلني من المتطهرين"
Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lahu, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu (Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.) (HR Muslim)

Allaahummaj’alniy minat tawwaabiina waj’alniy minal mutathohhiriin
 Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang membersihkan diri). (HR Tirmidzi)


Sumber: Thuhuurul Muslim fii Dhouil Kitab was Sunnah, Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahtaniy